background

Minggu, 06 September 2015

PERKEMBANGAN PERANG DUNIA KE-3 TERUPDATE

Pasukan rezim Suriah telah menembakkan artileri berat ke wilayah kota Hawla di Homs pedesaan utara, yang menyebabkan terlukanya 3 anak, dan dipindahkan ke rumah sakit lapangan di kota.

Dalam konteks lain, Negara Islam telah mengumumkan keberhasilan mereka dalam merebut kota Qaryateen di Homs pedesaan timur, direbutnya kota ini terjadi setelah bentrokan sengit melawan pasukan rezim dan militan pendukungnya.

Negara Islam kemarin pagi mengirimkan 2 bom mobil menghantam pasukan rezim di pinggiran kota, sehingga memudahkan para pejuang Negara Islam untuk menyelinap dan menyebar di tempat-tempat lain di dalam kota.

Di sisi lain, pesawat-pesawat tempur rezim Suriah meluncurkan serangan udara sengit atas situs Negara Islam atas pinggiran kota, sementara helikopter rezim Suriah telah menjatuhkan bom barel di atas kota. Belum diketahui berapa jumlah korban tewas atas serangan rezim ini.


Bentrokan antara Negara Islam dan YPG di Hasakeh Barat

Dari tempat lain di Suriah, bentrokan terjadi pada hari Rabu antara Unit Perlindungan Kurdi YPG dan pasukan Negara Islam sekitar Ghura, Maghloja dan desa Badee sekitarnya di gunung Abdul Aziz Hasakeh Barat, menyebabkan kematian dan cedera diantara kedua belah pihak.

Bentrokan juga terjadi diantara kedua belah pihak di desa Rajman sebelah timur kota Hasakeh, serangan udara yang diluncurkan oleh pasukan koalisi AS juga menargetkan pejuang Negara Islam di daerah bentrokan di gunung Abdul Aziz, Maylabya dan jalan raya Al-Hool.

Negara Islam juga dikabarkan telah mengeksekusi mati laki-laki muda yang dituduh bersekongkol dengan koalisi Internasional melawan Negara Islam. Pria tersebut ditangkap di salah satu pos pemeriksaan di kota Shadady, namun sumber mengatakan bahwa proses eksekusi terhadap dirinya dilakukan karena mencoba untuk mengeluarkan perempuan Yazidi yang diculik dari kota, yang dianggap sebagai salah satu pusat paling penting di Hasakeh selatan.

Sekelompok pemberontak Suriah yang dilatih AS telah menyatakan penolakan mereka untuk melawan afiliasi al-Qaeda di negara itu, Nusra Front, menyusul serangkaian penculikan oleh kelompok militan tersebut, The Guardian melaporkan pada hari Kamis.

Mengutip sumber di Divisi 30, kelompok yang diyakini telah dilatih oleh pasukan yang didukung AS, koran Inggris mengatakan pemberontak juga menentang serangan udara AS terhadap al-Nusra Front.

Pada akhir Juli, al-Nusra Front bersumpah untuk memotong "lengan" dari pemerintah Amerika di Suriah ketika mereka menyerang markas Divisi 30, menewaskan sedikitnya lima pejuang.

Al-Nusra Front menahan komandan kelompok pemberontak Kolonel Nadim al-Hassan bersama dengan enam orang lainnya pekan lalu.

Sementara itu, al-Nusra Front melanjutkan kampanye melawan unit pemberontak yang didukung AS pekan ini, dengan jaringan monitoring berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan afiliasi al-Qaeda menculik lebih dari lima anggota dari Divisi 30.

Sebuah sumber dalam kelompok yang didukung AS mengatakan mereka yang ditangkap adalah keluarga dari para pejuang.

Pada hari Selasa, Pentagon juga mengatakan anggota Tentara Suriah Bebas (FSA) yang pergi melalui program pelatihan baru AS untuk memerangi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah juga ditangkap oleh al-Nusra Front.

Kapten Angkatan Laut. Jeff Davis mengatakan militer sedang memantau situasi tapi memberikan rincian yang samar.

Total Tayangan Halaman