Astana Giribangun dikenal sebagai makam keluarga Presiden kedua Indonesia, Soeharto.
Di atas Astana Giribangun di lereng tenggara, berdiri makam keluarga
Istana Mangkunegaran, yakni Astana Mangadeg. Makam keluarga pecahan
dinasti Mataram tersebut, terletak di Desa Karang Bangun, Kecamatan
Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sebagai leluhur di atasnya
Astana Mangadeg melindungi atau orang Jawa menyebutnya "hamemayungi"
atau menjadi payung keberadaan makam anak cucunya.
Ternyata kedua
makam tersebut memiliki daya mistis dalam sejarah perjalananya. Muncul
mitos bahwa makam tersebut merupakan tempat sakral.
"Beberapa
kejadian dan fenomena mistis yang saya alami, maupun para penjaga makam
lainnya, membuktikan keberadaan makam ini patut diperhitungkan," ujar
juru kunci Astana Giribangun, Sukirno kepada merdeka.com, Senin (4/3).
Menurut Sukirno, beberapa peristiwa dan fenomena mistis aneh terjadi menjelang penggalian makam Soeharto. Suasana pemakaman Soeharto di Astana Giribangun kala itu sangat redup, tak ada awan, dengan hembusan angin yang pelan.
"Saat itu suasananya sangat tenang, seolah-olah bumi ini menyambut kedatangan jasad pak Soeharto," katanya.
Banyak
cerita mistis yang diceritakan pria kelahiran Karanganyar 17 Februari
1953 tersebut. Kepada merdeka.com Sukirno yang bekerja sejak tahun 1976
tersebut mengatakan, beberapa bulan sebelum kematian Soeharto, terjadi longsor mendadak di bawah Perbukitan Astana Giribangun, ketika cuaca sedang tidak buruk.
Pengalaman
Sukirno dan 32 anak buahnya yang paling menegangkan, terjadi tahun
1998, saat bergulirnya gerakan reformasi. Kekuasaan Soeharto mulai dirongrong dan berujung tumbangnya rezim Orde Baru.
"Saat itu banyak hujatan dan dan ancaman yang ingin mengadili Soeharto
beserta keluarganya. Termasuk juga ancaman pengerusakan Astana
Giribangun. Kami takut dan was-was. Tapi semua kami serahkan pada yang
Kuasa," katanya.
Namun ancaman-ancaman tersebut, lanjut Sukirno,
tidak terbukti. Semua itu berkat bantuan warga sekitar Astana yang ikut
mengamankan makam.
"Saat itu sudah ada ribuan orang yang
dikabarkan akan menyerang kami, siap dengan batu dan peralatan lain.
Tapi anehnya tak pernah sekalipun mereka hendak melempari Astana dan
merusak bangunan makam," ujar Sukirno.
Atas peristiwa tersebut
Sukirno berkeyakinan, bahwa Allah melalui arwah para leluhur raja
Mangkunegaran datang dan melindungi. Dirinya yakin arwah leluhur bagi
orang Jawa masih bersemayam dan jika dalam situasi darurat akan muncul
dan melakukan perlindungan.
Sukirno menjelaskan, sebelum
dimakamkan pada Minggu Wage, 27 Januari 2008 setelah Azan Asar sekitar
pukul 15.30 WIB, keluarga besar Soeharto
terlebih dulu melakukan upacara Bedah Bumi, yakni dengan menancapkan
linggis ke tanah pemakaman sebanyak tiga kali. Upacara yang dipimpin
oleh Begug Purnomosidi mantan Bupati Wonogiri ini bertujuan agar
penggalian dapat berjalan lancar dan selamat.
"Saat itu pada
penancapan yang pertama dan kedua, tidak terjadi apa apa. Namun, saat
penancapan ketiga ada kejadian yang membuat merinding bulu kuduk.
Tiba-tiba terdengar suara seperti ledakan, sangat keras bergema di atas
kepala kami," ungkap Sukirno.
Mendengar bunyi tersebut, lanjut
Sukirno, para penggali makam dan orang-orang di sekitarnya sontak kaget
dan ketakutan. Mereka bingung dan mencari-cari dari mana asal suara
menggelegar itu.Namun tak menemukannya.
Atas kejadian tersebut,
para penggali makam menganggapnya sebagai suara gaib. Mereka beranggapan
bumi telah menerima kedatangan jasad Soeharto.
"Saat
itu banyak orang, bahkan pejabat yang datang. Semua terdiam, terpaku
dan bingung. Kata pak Begug, bumi telah mengisyaratkan penerimaan
terhadap jenazah pak Soeharto," tutur Sukirno.
Tak
hanya pengalaman pribadinya dan para pekerja di Astana. Sukirno juga
mengungkapkan, bahwa para peziarah maupun warga sekitar sering mengalami
hal serupa.
"Kejadian-kejadian aneh juga sering dialami
peziarah. Tak hanya malam hari, siang pun bisa terjadi. Bagi kami, saat
berkunjung ke sini hendaklah membersihkan pikiran kita dulu. Jangan
meminta pada jazad pak Soeharto atau semua yang sudah meninggal, tapi berdoalah pada Allah SWT," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar